Selasa, 22 Januari 2013

Nabi Saleh AS


KISAH NABI SALEH
Berlalulah hari demi hari. Lahirlah sebagian pria dan matilah sebagian yang lain. Setelah
kaum 'Ad, datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam
bentuk yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala kemudian Allah SWT
mengutus Nabi Saleh kepada mereka. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS.
Hud: 61)
Kalimat yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah
berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh
terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka tidak
memiliki nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan
memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan
kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT
mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum
Nabi Saleh berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami
harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh
bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang
mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Renungkanlah bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh:
"Sesungguhnya engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan
akalmu, kejujuranmu dan kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu.
Apakah engkau akan melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh kakekkakek
kami. Alangkah celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan
kami yang kami mendapati orang tua-orang tua kami menyembahnya."
Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran
terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT.
Mengapa? Karena mereka tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka
hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah
taklid yang menyebabkan manusia ter-jerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang untuk
menghilangkan taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk
membebaskan pikiran dari segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal
manusia dari belenggu taklid, khurafat orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang
mapan. Inilah dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk
kebebasan lainnya.
Dakwah tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya terpasung
oleh pemikiran orang-orang dulu dan khayalan orang-orang tua. Meskipun dakwah Nabi
Saleh disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya.
Mereka justru meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir.
Mereka meminta kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa ia
memang utusan Allah SWT. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan
mereka. Kaum Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan
batu-batu besar untuk membangun. Mereka adalah orang-orang yang kuat yang Allah
SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari segala hal. Mereka datang setelah kaum
'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan memakmurkannya. Nabi Saleh berkata kepada
kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:
"Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan
kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu
mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab
yang dekat." (QS. Hud: 64)
Yang dimaksud ayat dalam surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahwa unta itu
merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar darinya
unta, dan keluar di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui cara yang tidak
umum dalam proses kelahiran. Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena
ia minum air yang terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang
lain tidak berani mendekati air itu pada hari tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa
ia merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai
minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia minum seluruh air sehingga tidak ada
sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT
menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut
bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT
menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya untuk
mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk
membiarkannya, makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau
mengingatkan mereka bahwa ketika mereka mencoba untuk mengganggunya, maka
mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.
Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari batubatuan
gunung. Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk ribuan lakilaki,
wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat, maka binatangbinatang
lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta biasa, namun ia
merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup di tengah-tengah kaum
Nabi Saleh. Berimanlah orang-orang yang beriman di antara mereka dan sebagian besar
mereka tetap berada dalam penentangan dan kekafiran. Kebencian terhadap Nabi Saleh
berubah menjadi kebencian kepada unta yang diberkati itu. Mulailah mereka membikin
persekongkolan untuk melawan unta itu. Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat
yang agung ini dan mereka membuat rencana jahat untuk melenyapkannya. Sebagaimana
biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar. Allah SWT
berfirman:
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata:
'Hat kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah
ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah
kamu mengganggunya, dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa
siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu penggantipengganti
(yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi.
Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gununggunungnya
untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. Pemuka-pemuka yang
menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap
lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah kamu bahwa Saleh diutus (menjadi
rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu
yang Saleh diutus untuk menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri
berkata: 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu
imani itu." (QS. al-AVaf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta. Beliau mengajak
mereka untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka bahwa Allah
SWT telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu unta. Mukjizat itu sebagai bukti
akan kebenaran dakwahnya. Beliau memohon kepada mereka agar mereka membiarkan
unta itu memakan dari hasil bumi, dan setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga
mengingatkan mereka agar jangan sampai mengganggunya karena yang demikian itu
dikhawatirkan akan mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan
mereka dengan nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia
menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah kaum 'Ad, bagaimana Dia
memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir serta berbagai kenikmatan dan
kekuatan."
Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru menjawabnya
dengan jawaban yang aneh. Mereka tidak menghiraukan nasihat Nabi mereka. Mereka
menemui orang-orang yang beriman kepada Nabi Saleh. Mereka bertanya dengan
pertanyaan yang tujuan untuk merendahkan dan mengejek: "Apakah kalian mengetahui
bahwa Saleh seseorang yang diutus dari Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak pantas
dikemukakan setelah mereka melihat mukjizat unta. Alhasil, mereka merendahkan
pengikut Nabi Saleh dan mengejeknya.
Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Saleh berkata: "Sesungguhnya kami
percaya dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh." Perhatikanlah jawaban orang-orang
mukmin. Jawaban tersebut sangat bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum
Nabi Saleh. Para pembesar itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan orang-orang
mukmin itu menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi
Saleh.
Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta itu, namun
berhubungan dengan dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan: "Kami mengimani
apa yang dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak mengatakan: "Kami beriman kepada
untanya." Mereka tidak mengatakan bahwa unta itu yang menetapkan kenabian Saleh.
Orang-orang mukmin lebih memperhatikan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi
Saleh, bukan memperhatikan mukjizat yang luar biasa itu. Melalui dialog tersebut kita
dapat melihat sikap orang-orang kafir di mana mereka justru merasa mulia dengan
penentangan terhadap kebenaran: "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:
'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu. "
Demikianlah penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan kemarahan mereka. Rasarasanya
sia-sia untuk mencari dalil yang dapat memuaskan orang-orang kafir saat
berdialog dengan mereka. Mereka selalu menolak kebenaran, padahal mereka orangorang
yang merdeka dalam memilih kebenaran itu.
Malam mulai menyelimuti kota Tsamud. Gunung-gunung yang kokoh menjulang dan
melindungi rumah-rumah yang terukir di dalamnya. Dinyalakanlah lampu-lampu dalam
istana yang terukir di gunung itu. Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka.
Tidak ada seorang pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir dipertemuan penting itu.
Dimulailah pertemuan dan terjadilah dialog. Salah seorang kaflr berkata:
"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita?
Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam keadaan sesat dan gila. " (QS. al-
Qamar: 24)
Sementara yang lain menjawab:
"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang
yang amat pendusta lagi sombong. " (OS. al-Oamar: 25)
(QS. al-Qamar: 25)
Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih dari
Saleh ke unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim panas, maka
unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari
darinya dan kepanasan." Seorang kafir lagi berkata: "Jika datang musim dingin unta itu
mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita
lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian."
Gelas-gelas minuman kembali diputar dan bergoyang di tangan orang-orang yang
meminum. Salah seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi
berhenti dari nyanyiannya karena ia sedang berpikir. Kemudian kesunyian menghantui
segala penjuru. Orang itu mulai berpikir sambil meminum dua gelas minuman keras, dan
dengan suara pelan ia berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-orang yang duduk di
sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh mereka berkata: "Kita harus
melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud adalah untanya. Kita harus
membunuh untanya dan setelah itu kita akan membunuh Saleh." Demikanlah cara yang
dilakukan orang-orang yang kafir sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang
digunakan oleh mereka dalam menghadapi kebenaran. Mereka tidak menggunakan akal
sehat atau adu argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi
mereka, ini adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah.
Namun salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan
azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang duduk di
majelis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.
Kemudian percakapan dimulai tentang Saleh: "Berapakali kita putus asa dan dibuat
kecewa olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya. Mula-mula kita membunuh
untanya setelah itu kita akan menghabisi Saleh." "Namun siapa gerangan yang berani
membunuhnya?" Pertanyaan itu menciptakan keheningan di antara mereka. Setelah
beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara: "Saya mengenal seseorang yang
dapat membunuhnya." Lalu nama demi nama berputar di antara mereka sehingga mereka
menyebut seorang penjahat yang selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka
mabuk-mabukan. Ia mempunyai kelompok penjahat di kota.
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakhan di muka bumi,
dan mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal.
Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan semakin menyelimuti gunung.
Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap
anaknya yang kecil di dadanya. Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan
mendapatkan kehangatan di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah
menyiapkan senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di
kegelapan malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir
tidak melihat apa yang di depannya.
"Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan
membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam
keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh. Nabi Saleh
mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui
kaumnya. Beliau berkata kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian
jangan mengganggu unta itu." Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya,
maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata
bahwa engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak
dapat didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT
untuk menghancurkan mereka setelah tiga hari. Berlalulah tiga hari siksaan atas orangorang
kafir dan mereka menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari keempat
langit terpecah melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung
dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan
menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat
kaum Nabi Saleh hancur berantakan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka
tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahwa
sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina itu); tiap-tiap giliran
minum dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya, lalu
kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan
ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang
keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang
dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang. " (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-orang
yang beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat tersebut sehingga
mereka selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar